Mengenal Pohon "Sakti" Penuh Mitos, Eugenia uniflora atau Pohon Dewandaru, Ternyata Memiliki Manfaat Bagi Kesehatan.
Dewandaru adalah tanaman dari famili Myrtaceae, yang memiliki nama ilmiah Eugenia uniflora, L., dengan nama sinonim di antaranya Eugenia michelii, Lam., Eugenia oblongifolia, Eugenia zeylanica, Willd. Tumbuhan ini berasal dari wilayah pantai timur Amerika Selatan yang beriklim tropis, yang tersebar mulai dari Suriname, Guyana Prancis, hingga wilayah selatan Brasil, juga sebagian dari Paraguay, Argentina, Uruguay, dan negara-negara di wilayah Karibia. Di daerah asal dan penyebarannya itu, dewandaru dikenal dengan nama pitanga, suriname cherry, brazilian cherry, cayenne cherry, atau cerisier carré. Nama lainnya, seperti dikutip dari hear.org, adalah vine (Samoa), pomikanite ( Tonga), cerezo de Cayena, nagapiry, pitanga (Spanyol), menemene, venevene (Maori, Cook Islands).
Dewandaru, mengutip dari studi yang dilakukan Nur Ismiyati, Endang Sulistyorini, dan Rina Maryani dari Cancer Chemoprevention Research Center (CCRC), Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, adalah tumbuhan perdu, tahunan, dengan tinggi lebih dari 5 meter. Referensi lain menyebutkan tinggi tumbuhan dapat mencapai 8 meter. Batangnya tegak berkayu, berbentuk bulat dan berwarna cokelat. Akar tumbuhan berwarna cokelat dan merupakan akar tunggang. Daunnya yang berwarna hijau serta merupakan daun tunggal, tersebar, berbentuk lonjong, dengan ujung dan pangkal meruncing. Tepi daunnya rata. Pertulangan menyirip dengan panjang lebih dari 5 cm dan lebar kurang lebih 4 cm.
Daun tanaman dewandaru, mengutip dari buku Hutapea, mengandung flavonoid, saponin, dan tanin. Flavonoid dari ekstrak daun berupa mirisetin, mirisitrin, gallokatekhin, kuersetin, dan kuersitrin, berdasarkan penelitian G Schmeda-Hirschmann dan tim yang dipublikasikan pada 1987. Penelitian tahun 2000 mendapati senyawa tannin yang diisolasi dari fraksi aktif Eugenia uniflora antara lain gallokatekhin, oenothein B, eugeniflorins D(1) and D(2).
Di Paraguuay, hasil rebusan daun dewandaru digunakan untuk menurunkan kolesterol dan tekanan darah. Selain itu juga dapat menurunkan metabolisme lipid dan dapat digunakan sebagai efek proteksi pada trigliserida dan level lipoprotein yang sangat rendah, berdasarkan penelitian E Ferro dan tim yang dipublikasikan di Journal of Ethnopharmacology pada 1988.
Penelitian Bandoni dan tim pada 1972, seperti dikutip dari studi Cancer Cemoprevention Research Center menyebutkan buah dan daun dewandaru digunakan sebagai peningkat kualitas astringent dan mengurangi tekanan darah tinggi.
Sistematika Tanaman
Klasifikasi Eugenia uniflora Lam. dalam sistematika tumbuhan adalah sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Bangsa : Myrtales Suku : Myrtaceae Marga : Eugenia Jenis : Eugenia uniflora L.(Hutapea, 1994)Nama Daerah
Tanaman : Eugenia uniflora L. Sinonim : Eugenia micnelii Lamk. Nama Daerah : Cereme asam (Melayu), Asem selong, belimbing londo, dewandaru (Jawa) (Hutapea, 1994).
Kayu (batang) dewandaru (Eugenia uniflora) yang kerap dipercaya sebagai kayu sakti |
-
Pohon dewandaru di tanam oleh Sunan Nyamplungan, putra Sunan Muria, setelah mendapatkannya dari Cina.
-
Seorang bernama dewandaru yang menjadi rebutan antara Kurawa dan Pandawa lantaran dipercaya menjadi kunci untuk menguasai dunia. Agar tidak dapat diperebutkan, orang ini berubah menjadi pohon.
-
Aroma kayu dewandaru sebagai sarana pencapaian kesempurnaan dalam ilmu kanuragan.
-
Dipercaya memiliki khasiat sebagai pengasihan, menambah kharisma, dan pengusir gangguan gaib.
Selintas bentuk buahnya mirip buah ceremai, hanya ukurannya lebih besar. Buah Dewandaru berbentuk bulat ber diameter lebih kurang 1,5 – 2 cm dan berwarna merah dengan biji kecil berwarna cokelat.
Bagian luar buah terdapat tonjolan-tonjolan yang mempermudah orang untuk membedakan dengan buah tanaman lain. Tanaman Dewandaru ini sendiri tingginya bisa mencapai 5 – 7 meter dengan batang tegak.
Daun Dewandaru sendiri berbentuk lonjong dengan ujung dan pangkal yang meruncing. Menurut referensi yang ada, tanaman ini memang hanya tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera. Tapi, untuk di pulau Jawa, tanaman ini masih jarang ditanam
Dewandaru, khususnya buah dan daunnya sudah dimanfaatkan warga Brazil untuk mengobati gangguan kesehatan secara turun temurun. Daun dan buah tanaman ini digunakan untuk mengatasi diare, rematik, antidiabetes dan antikolesterol.Khasiatnya yang sudah terkenal itu telah mencuri perhatian ilmuwan untuk melakukan penelitian. Tujuannya untuk memberikan landasan ilmiah pemakaiannya. Bahkan, saat ini sudah mulai dibicarakan khasiat dewandaru sebagai antikanker.
Khasiat dan Manfaat Pohon dan Buah serta Daun Dewandaru
Dalam riwayat pengobatan tradisional Brasil menurut catatan studi Consolini dan tim yang dilakukan pada tahun 2000, disebutkan buah dewandaru digunakan sebagai antidiare, diuretik, antirematik, anti-febrile, dan antidiabetik. Selain itu, ekstrak daunnya juga sebagai agen hipotensif. Studi yang dilakukan T Matsumura dan tim pada tahun yang sama menyebutkan dewandaru memiliki khasiat menghambat peningkatan level trigliserida dan glukosa plasma. Hutapea dalam bukunya menyebutkan daun dewandaru sebagai obat tradisional berkhasiat sebagai obat mencret. Sementara itu, Scapoval dan tim pada tahun 1994 mempublikasikan temuan daun dewandaru memiliki khasiat aksi anti inflamasi yang tinggi.Sebagai Sumber Antioksidan
Buah maupun daun dewandaru terbukti bisa mencegah munculnya kanker atau tumor. Warna merah buah dewandaru menunjukkan bahwa di dalamnya terdapat kandungan senyawa tertentu. Dari hasil penelitian diketahui mengandung senyawa golongan karotenoid.
Begitu juga dengan daun dewandaru ditemukan senyawa yang bermanfaat sebagai antioksidan dan disebut fenolik. Karotenoid dan fenolik berkhasiat sebagai antioksidan yang bekerja melawan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh manusia. Keberadaan radikal bebas menyebabkan kerusakan sel dan pangkal terjadinya penyimpangan pada pola pembelahan sel atau penyebab dari tumor dan kanker.
Belum lagi lingkungan tempat tinggal kita yang dipenuhi polusi, gaya hidup buruk (kebiasaan merokok, mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung bahan kimia tambahan) semakin memperkuat posisi radikal bebas menurunkan daya tahan tubuh manusia.
Salah satu langkah yang harus ditempuh untuk menghindari dan mencegah kerusakan sel adalah dengan mengkonsumsi zat golongan antioksidan dalam jumlah cukup.
Jika Anda memanfaatkan buah dewandaru, sebaiknya di jus terelebih dahulu atau dimakan langsung. Buah dewandaru yang sudah masak mengandung likopen yang tinggi.
Perlu juga Anda ketahui bahwa kandungan likopen bisa menurun apabila diolah menjadi produk tertentu. Diperlukan teknik tertentu dalam pengolahan agar kandungan likopen tidak berkurang terlalu banyak. Begitu juga dengan penanganan daun dewandaru. Ilmuwan menemukan bukti kandungan senyawa fenolik pada ekstrak daun yang dikeringkan dengan panas sinar matahari jauh berkurang dibandingkan dengan yang dikeringkan di udara.
Untuk Obat Diare
Selain sebagai antioksidan dewandaru juga bisa mengatasi diare. Warga Brazil menggunakan biji dewandaru untuk mengobati diare.
Para ilmuwan menelitu sejauh mana biji dewandaru berkhasiat sebagai anti kuman. Ternyata protein biji dewandaru mampu menghambat pertumbuhan berbagai macam kuman, di antaranya adalah kuman penyebab diare.
Mengurangi rasa sakit / anestesi
Informasi yang tidak kalah menarik adalah pemakaian daun dewandaru untuk obat antirematik. Khasiat yang ditemukan melalui pemakaian secara turun temurun itu juga sudah didukung data ilmiah yang menggembirakan. Daun dewandaru mengandung minyak atsiri, yang bekerja sebagai analgesik alias penghilang rasa sakit. Sayangnya saat ini penelitian tentang khasiat Dewandaru memang belum banyak dilakukan. Termasuk penelitian lanjutan sebagai penunjang, seperti dosis pemakaian dan aturan pakai.
Daun Eugenia uniflora sebagai obat tradisional berkhasiat sebagai obat mencret (Hutapea, 1994). Aksi anti infamasi yang tinggi juga ditemukan pada daun Eugenia uniflora (Scapoval et al, 1994). Pada Brazilian folk medicine buah Eugenia uniflora digunakan sebagai antidiare, diuretik, antirematik, anti-febrile, dan antidiabetik. Selain itu, ekstrak daun Eugenia uniflora juga sebagai agen hipotensif (Consolini et al, 2000) dan menghambat peningkatan level trigliserida dan glukosa plasma (Matsumura et al, 2000).
Pemanfaatan buah dewandaru sudah dipakai secara luas untuk tujuan komersial. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya apabila kita mengonsumsi buah dewandaru sebagaimana buah-buahan berwarna merah yang mudah diperoleh di pasaran. Yang perlu diingat adalah jangan berlebihan dalam mengkonsumsinya karena semua yang berlebihan hasilnya selalu kurang baik. Dengan cara ini kita dapat menambah jumlah asupan senyawa karotenoid secara bertahap dan mempertahankan kesehatan sel. Osteoporosis, kerusakan pembuluh darah bahkan kanker dan tumor bisa dicegah. Dengan demikian pengembangan budidaya dewandaru perlu dipertimbangkan. Dewandaru bisa tumbuh di berbagai bagian Indonesia mengingat tanah di negara kita dikenal subur.
0 komentar:
Posting Komentar